[milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
2 posters
EDL :: OffLine Editing :: OffLine Editing :: Dokumenter
Halaman 1 dari 1
[milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
mas22 or mba2 yg baik,,
dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
apakah harus di vo ato cuma pake testimony dari narsum doank?
ato dua2 nya???
tp kta dosen gw klo buat festival ga boleh pake vo ato narasi gitu,,,
bener ga sih???
-zuhri-
dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
apakah harus di vo ato cuma pake testimony dari narsum doank?
ato dua2 nya???
tp kta dosen gw klo buat festival ga boleh pake vo ato narasi gitu,,,
bener ga sih???
-zuhri-
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
hi zuri yang semangat.... (kok kaya di rubrik surat menyurat di majalah ya....hehehehehehe)
sebaiknya lupakan dulu membuat film yang sesuai dengan syarat festival.
kalo menurutku film dokumenter yg bagus adalah ketika pesan yg ingin disampaikan oleh pembuatnya itu nyampe ke penonton....
ketika pesan/cerita itu bisa dimengerti oleh penonton, buat aku film itu udah berhasil.... !!! (apalagi kalo didukung dengan unsur teknis yg bagus)
itu menurut aku ya...mungkin temen2 punya pendapat yg lain?
ayo..ayo...
jadi bukan karena ada vo/narasi atau tidak.
kalo aku ga salah, narasi fungisnya adalah untuk memperjelas cerita kita, yg ngga bisa kita gambarkan secara visual....Tapi akan lebih baik kalu kita tidak menggunakan narasi.
Tapi kalo untuk urusan vo, tergantung sama apa yg mau kamu ceritain....
kalau memang ada narasumber, dan itu bisa memperkuat cerita kamu, kenapa ngga?
oleh sebab itu pada saat kamu buat film nanti berfikirlah secara visual, karena film menggunakan bahasa visual bukan text.
jadi gimana caranya apa yg ingin kamu ceritain nanti bisa terwakili atau tersampaikan secara visual....
Itu kenapa di festival-festival, kebanyakan film yg menang tdk menggunakan narasi, karena tanpa dijelaskan dengan kata2 penonton sudah mengerti dengan apa yg ingin diceritakan. ...dan itu jadi nilai plus plus plus buat filmnya....
gitu de.....
moga2 bisa membantu ya....
kalo ada yg kurang atau salah, mungkin temen2 yg lain bisa nambahin atau mengoreksi.. ..
wah semoga filmnya jadi bagus dan dapet nilai bagus...
jadi kita2 ditraktir deh sama zuri........ ..
horeeeeeee!! !!!!!!
gud lak bro!!!
btw kamu kuliah dimana sih, dosennya nafsu pengen ikut festival tuuu.....heheheeheh eheh
-aline-
sebaiknya lupakan dulu membuat film yang sesuai dengan syarat festival.
kalo menurutku film dokumenter yg bagus adalah ketika pesan yg ingin disampaikan oleh pembuatnya itu nyampe ke penonton....
ketika pesan/cerita itu bisa dimengerti oleh penonton, buat aku film itu udah berhasil.... !!! (apalagi kalo didukung dengan unsur teknis yg bagus)
itu menurut aku ya...mungkin temen2 punya pendapat yg lain?
ayo..ayo...
jadi bukan karena ada vo/narasi atau tidak.
kalo aku ga salah, narasi fungisnya adalah untuk memperjelas cerita kita, yg ngga bisa kita gambarkan secara visual....Tapi akan lebih baik kalu kita tidak menggunakan narasi.
Tapi kalo untuk urusan vo, tergantung sama apa yg mau kamu ceritain....
kalau memang ada narasumber, dan itu bisa memperkuat cerita kamu, kenapa ngga?
oleh sebab itu pada saat kamu buat film nanti berfikirlah secara visual, karena film menggunakan bahasa visual bukan text.
jadi gimana caranya apa yg ingin kamu ceritain nanti bisa terwakili atau tersampaikan secara visual....
Itu kenapa di festival-festival, kebanyakan film yg menang tdk menggunakan narasi, karena tanpa dijelaskan dengan kata2 penonton sudah mengerti dengan apa yg ingin diceritakan. ...dan itu jadi nilai plus plus plus buat filmnya....
gitu de.....
moga2 bisa membantu ya....
kalo ada yg kurang atau salah, mungkin temen2 yg lain bisa nambahin atau mengoreksi.. ..
wah semoga filmnya jadi bagus dan dapet nilai bagus...
jadi kita2 ditraktir deh sama zuri........ ..
horeeeeeee!! !!!!!!
gud lak bro!!!
btw kamu kuliah dimana sih, dosennya nafsu pengen ikut festival tuuu.....heheheeheh eheh
-aline-
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
dosen lo NGAWUR!!!
mana ada festival yang ngasih syarat begituan.
sekalian gw ingetin, DILARANG MENGGUNAKAN ASUMSI dalam mengerjakan dokumenter. dan sekali lagi gw ingetin RISET ITU PENTING!!!
bilang dosen lo suruh belajar sama gw. gw tungguin di konfiden. huehhehe... :p
mau vo, mau testimoni, mau campuraduk, yang penting pesan yang ingin disampaikan bisa disampaikan dan sampai ke penontonnya.
dan yang lebih penting lagi, informasinya adalah benar, tidak fiktif. kl infonya fiktif, mendingan bikin film fiksi ajah.
-ahsan-
mana ada festival yang ngasih syarat begituan.
sekalian gw ingetin, DILARANG MENGGUNAKAN ASUMSI dalam mengerjakan dokumenter. dan sekali lagi gw ingetin RISET ITU PENTING!!!
bilang dosen lo suruh belajar sama gw. gw tungguin di konfiden. huehhehe... :p
mau vo, mau testimoni, mau campuraduk, yang penting pesan yang ingin disampaikan bisa disampaikan dan sampai ke penontonnya.
dan yang lebih penting lagi, informasinya adalah benar, tidak fiktif. kl infonya fiktif, mendingan bikin film fiksi ajah.
-ahsan-
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
Sepertinya jawaban Aline sama Ahsan udah sangat tepat tuh Zurie, biar
lebih mantap coba perhatikan kalimat ini :
A documentary film is a movie that attempts, in some way, to document
reality. Even though the scenes are carefully chosen and arranged,
they are not scripted, and the people in a documentary film are not
actors. Sometimes, a documentary film may rely on voice-over narration
to describe what is happening in the footage; in other films, the
footage will speak for itself. Often, a documentary film will include
interviews with the people in the film.
Bagaimana agar film dokumenter bisa dibuat dengan baik?
Yup...riset. ..riset.. .dan riset, ini teramat sangat penting. Riset
bisa dilakukan berminggu-minggu, berbulan- bulan,bahkan bertahun-tahun.
Kenapa riset ? ya karena riset itu akan menyangkut data. Data yang
benar alias data yg valid.
Telling the story yg baik, maksudnya seperti yg Aline jelaskan
sebelumnya. Karena yg paling penting adalah message mesti sampai.
Tentang tema, bisa apa saja, banyak banget tema yg bisa diangkat. Yg
mesti jadi perhatian adalah angle mana yg paling menarik yg mau
diangkat. Tapi kalo bisa pilih hal2 yg masih jarang diungkap sama
orang sebelumnya. Misal, kalo tentang Masjid Kubah Emas ya orang sudah
bosen lah karena hampir semua stasiun tv udah pernah menayangkannya.
Kecuali itu tadi, kamu bisa milih angle yg blum pernah diungkap sama
orang sebelumnya.
O'ya...yg menarik,hingga saat ini sebetulnya masih menjadi perdebatan
panjang mengenai, masih bolehkah "objek" di direct? ada yg bilang
boleh kalau porsinya sedikit saja, ada yg bilang gak boleh ada
directing sama sekali. Directing di sini beda dengan directing actor.
San, klo menurut lu gimana?
regard
Diki Umbara
lebih mantap coba perhatikan kalimat ini :
A documentary film is a movie that attempts, in some way, to document
reality. Even though the scenes are carefully chosen and arranged,
they are not scripted, and the people in a documentary film are not
actors. Sometimes, a documentary film may rely on voice-over narration
to describe what is happening in the footage; in other films, the
footage will speak for itself. Often, a documentary film will include
interviews with the people in the film.
Bagaimana agar film dokumenter bisa dibuat dengan baik?
Yup...riset. ..riset.. .dan riset, ini teramat sangat penting. Riset
bisa dilakukan berminggu-minggu, berbulan- bulan,bahkan bertahun-tahun.
Kenapa riset ? ya karena riset itu akan menyangkut data. Data yang
benar alias data yg valid.
Telling the story yg baik, maksudnya seperti yg Aline jelaskan
sebelumnya. Karena yg paling penting adalah message mesti sampai.
Tentang tema, bisa apa saja, banyak banget tema yg bisa diangkat. Yg
mesti jadi perhatian adalah angle mana yg paling menarik yg mau
diangkat. Tapi kalo bisa pilih hal2 yg masih jarang diungkap sama
orang sebelumnya. Misal, kalo tentang Masjid Kubah Emas ya orang sudah
bosen lah karena hampir semua stasiun tv udah pernah menayangkannya.
Kecuali itu tadi, kamu bisa milih angle yg blum pernah diungkap sama
orang sebelumnya.
O'ya...yg menarik,hingga saat ini sebetulnya masih menjadi perdebatan
panjang mengenai, masih bolehkah "objek" di direct? ada yg bilang
boleh kalau porsinya sedikit saja, ada yg bilang gak boleh ada
directing sama sekali. Directing di sini beda dengan directing actor.
San, klo menurut lu gimana?
regard
Diki Umbara
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
Boleh tau sampean/anda sekolah/kuliah di mana?
Kalau ndak keberatan juga, boleh tau nama dosennya?
Ntar biar Ahsan bisa kenalan langsung :-)
Tentang dokumenter, bentuk dan gayanya banyak kok.
Ndak harus pake narasi atau testimoni juga.
Film-film Bert Haanstra di tahun 50-60an keren-keren.
Beberapa diantaranya memenangi Oberhausen, Oscar, dll.
Saya paling suka yang judulnya GLASS.
Kalau ada teman2 yg punya koleksi judul lainnya, kabar2i ya..hehe..
Salam..
Tomy Taslim
Kalau ndak keberatan juga, boleh tau nama dosennya?
Ntar biar Ahsan bisa kenalan langsung :-)
Tentang dokumenter, bentuk dan gayanya banyak kok.
Ndak harus pake narasi atau testimoni juga.
Film-film Bert Haanstra di tahun 50-60an keren-keren.
Beberapa diantaranya memenangi Oberhausen, Oscar, dll.
Saya paling suka yang judulnya GLASS.
Kalau ada teman2 yg punya koleksi judul lainnya, kabar2i ya..hehe..
Salam..
Tomy Taslim
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
gw kok lebih suka menyebutnya sebagai subyek yah, ketimbang obyek. buat gw selain riset, kedekatan antara pembuat film dan subyek film haruslah ada. jika tidak, maka nantinya juga akan tercipta "jarak" antara penonton dengan filmnya. dengan menjadi dekat, subyek pun akan menjadi lebih rileks dan mudah bercerita banyak hal.
soal mengarahkan subyek, gw pribadi sih setuju2 aja. gw sendiri terkadang melakukan ini. dengan catatan, selama informasi yg ingin disampaikan itu benar, tidak ikutan diarahkan (manipultif) . dan jika pengarahannya adalah merupakan rekonstruksi (reka ulang), jangan lupa untuk memberikan informasi kpada penonton bahwa itu adalah rekonstruksi. dan sekali lagi, pastikan bahwa informasi yg disampaikan adalah benar.
tetapi dari pengalaman gw, karena orang2 tersebut bukan aktor, kebanyakan malah jadinya akan terlihat sangat kaku. meskipun diminta melakukan kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. ga bosen2nya gw ingetin, itulah kenapa RISET MENJADI TERAMAT SANGAT PENTING!. karena dengan begini kita akan jadi sangat mengenal subyek kita. salah satu contoh bodohnya adalah, ketika kita ingin merekam aktifitas petani yang kesulitan air di musim kemarau, jangan berharap bisa mengarahkan petani itu untuk bertani seperti itu di musim hujan (kan gw dah bilang berkali2, makanya riset itu jadi penting kan) :p..
udah deh, kl di dokumenter sutradara ga usah belaga jadi tuhan. rekam aja apa yang ada. kayak yang om hitchcock bilang "In feature films the director is God; in documentary films God is the director."
-ahsan-
soal mengarahkan subyek, gw pribadi sih setuju2 aja. gw sendiri terkadang melakukan ini. dengan catatan, selama informasi yg ingin disampaikan itu benar, tidak ikutan diarahkan (manipultif) . dan jika pengarahannya adalah merupakan rekonstruksi (reka ulang), jangan lupa untuk memberikan informasi kpada penonton bahwa itu adalah rekonstruksi. dan sekali lagi, pastikan bahwa informasi yg disampaikan adalah benar.
tetapi dari pengalaman gw, karena orang2 tersebut bukan aktor, kebanyakan malah jadinya akan terlihat sangat kaku. meskipun diminta melakukan kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. ga bosen2nya gw ingetin, itulah kenapa RISET MENJADI TERAMAT SANGAT PENTING!. karena dengan begini kita akan jadi sangat mengenal subyek kita. salah satu contoh bodohnya adalah, ketika kita ingin merekam aktifitas petani yang kesulitan air di musim kemarau, jangan berharap bisa mengarahkan petani itu untuk bertani seperti itu di musim hujan (kan gw dah bilang berkali2, makanya riset itu jadi penting kan) :p..
udah deh, kl di dokumenter sutradara ga usah belaga jadi tuhan. rekam aja apa yang ada. kayak yang om hitchcock bilang "In feature films the director is God; in documentary films God is the director."
-ahsan-
Re: [milis editing] dokumenter yang bagus itu seperti apaya?
Masukan dari temen2 semua gak salah. Cuma kalo ini buat rekan zuri membuat tugas kuliah semoga gak membingungkan zuri ya. Maksud gw , barangkali usulan Aline lebih realistis, yaitu membuat dokumenter dengan subyek dokumenter yang paling kita kenal, paling kita ketahui. Ini juga mengingat zuri mo bikin tugas kuliah yang gak mungkin bisa berlama-lama membuat dokumenternya (paling setahun ato 1,5 tahun ya, zuri?). Jadi subyek yang mo dibuat dokumenternya adalah yang masih mungkin dibuat dalam waktu yang gak terlalu lama.
Misalkan, kita pengen buat dokumenter tentang ibu kita sendiri. Pasti akan jadi lebih mudah kita buat dibanding kita buat tentang seorang Jawa yang tinggal di Papua, misalkan. Tempatnya jauh, kita juga belum mengenal betul subyek dan lokasinya, di sini kita butuh riset yang luamaa untuk membuat dokumenter yang komprehensif.
Kalo bikin dokumenter dengan subyek dari dunia kita sendiri pasti jadi lebih mudah. Membuat dokumenter tentang ibu kita sendiri pastinya gak memerlukan riset yang lama untuk memulai mendokumenterkannya . Gw pernah lihat film dokumenter seorang wanita keturunan Indonesia yang tinggal di Belanda, di mana dia dan adik2nya sedang dalam "persimpangan" pertanyaan2 pada diri mereka ..."saya ini orang belanda ato indonesia". Juga subyek dokumenter tersebut adalah ortu mereka yang rindu pada indonesia. Pasti riset sebelum membuat dokuemnternya gak terlalu ribet, walau tetap ada
Seperti kata Diki, yang penting angle yang mau didokumenterkan harus kita pilih yang spesifik, unik, tidak biasa, spesial, dsb... Artinya kalo misalkan mau mendokumenterkan ibu kita, coba pertanyakan dalam diri kita sebelum membuat dokumenter:
- hal apa yang menarik dari subyek kita tersebut
- apa bedanya subyek dokumenter kita itu dibanding dengan subyek yang yang lain (kalo ttg ibu kita, apa yang berbeda dg ibu2 yang lain, kalo subyeknya tukang bajaj langganan kita, tanya pd diri sendiri apa yang membedakan subyek kita dg tukang bajaj yang lain. dst)
- carilah sisi yang paling humanis dari subyek kita
- kita bisa buat dokumenter yang sangat sederhana, namun punya KEDALAMAN pada isi dokumenternya
- membuat dokumenter harus juga karena kita tidak hanya mengenal subyeknya, tapi penting juga karena kita menyukai subyek kita
- ada juga sebuah buku menyebut bahwa film dokumenter adalah sebuah purposive filmmaking. Artinya ada yang terasa akan disampaikan kepada penonton oleh pembuatnya melalui dokumenter yang dibuatnya. Jd tidak apa2 ada nilai subyektifitas dari film dokumenter yang kita buat (maka itu kenapa ada angle yang perlu kita temukan dalam membuat dokumenter). Almarhum dosen saya, Bpk Chalid Arifin pernah ngomong ke saya bahwa dokumenter itu adalah essay dari kita (seperti kita menulis essay untuk majalah misalnya), jadi memang ada nilai subyektifitas di dokumenter.
Ada ungkapan lain tentang dokumenter:
Sebenarnya hanya ada 2 dokumenter yang bisa dibuat oleh filmmaker yaitu:
- dokuemnter tentang HAL yang baru sama sekali, yang belum pernah orang lain bahas, yang topik/subyeknya belum pernah dibuat orang lain...
ato
- dokumenter dengan topik ato subyek yang pernah dibuat/dibahas oleh orang lain tetapi dibuat dengan PERSPEKTIF/ANGLE yang berbeda
Jadi buat rekan zuri, silakan cari subyek ato topik dokumenter yang sesuai dengan batas waktu yang lu butuhin untuk nyelesaiin tugas kuliah lu.
Salam,
Sastha
Misalkan, kita pengen buat dokumenter tentang ibu kita sendiri. Pasti akan jadi lebih mudah kita buat dibanding kita buat tentang seorang Jawa yang tinggal di Papua, misalkan. Tempatnya jauh, kita juga belum mengenal betul subyek dan lokasinya, di sini kita butuh riset yang luamaa untuk membuat dokumenter yang komprehensif.
Kalo bikin dokumenter dengan subyek dari dunia kita sendiri pasti jadi lebih mudah. Membuat dokumenter tentang ibu kita sendiri pastinya gak memerlukan riset yang lama untuk memulai mendokumenterkannya . Gw pernah lihat film dokumenter seorang wanita keturunan Indonesia yang tinggal di Belanda, di mana dia dan adik2nya sedang dalam "persimpangan" pertanyaan2 pada diri mereka ..."saya ini orang belanda ato indonesia". Juga subyek dokumenter tersebut adalah ortu mereka yang rindu pada indonesia. Pasti riset sebelum membuat dokuemnternya gak terlalu ribet, walau tetap ada
Seperti kata Diki, yang penting angle yang mau didokumenterkan harus kita pilih yang spesifik, unik, tidak biasa, spesial, dsb... Artinya kalo misalkan mau mendokumenterkan ibu kita, coba pertanyakan dalam diri kita sebelum membuat dokumenter:
- hal apa yang menarik dari subyek kita tersebut
- apa bedanya subyek dokumenter kita itu dibanding dengan subyek yang yang lain (kalo ttg ibu kita, apa yang berbeda dg ibu2 yang lain, kalo subyeknya tukang bajaj langganan kita, tanya pd diri sendiri apa yang membedakan subyek kita dg tukang bajaj yang lain. dst)
- carilah sisi yang paling humanis dari subyek kita
- kita bisa buat dokumenter yang sangat sederhana, namun punya KEDALAMAN pada isi dokumenternya
- membuat dokumenter harus juga karena kita tidak hanya mengenal subyeknya, tapi penting juga karena kita menyukai subyek kita
- ada juga sebuah buku menyebut bahwa film dokumenter adalah sebuah purposive filmmaking. Artinya ada yang terasa akan disampaikan kepada penonton oleh pembuatnya melalui dokumenter yang dibuatnya. Jd tidak apa2 ada nilai subyektifitas dari film dokumenter yang kita buat (maka itu kenapa ada angle yang perlu kita temukan dalam membuat dokumenter). Almarhum dosen saya, Bpk Chalid Arifin pernah ngomong ke saya bahwa dokumenter itu adalah essay dari kita (seperti kita menulis essay untuk majalah misalnya), jadi memang ada nilai subyektifitas di dokumenter.
Ada ungkapan lain tentang dokumenter:
Sebenarnya hanya ada 2 dokumenter yang bisa dibuat oleh filmmaker yaitu:
- dokuemnter tentang HAL yang baru sama sekali, yang belum pernah orang lain bahas, yang topik/subyeknya belum pernah dibuat orang lain...
ato
- dokumenter dengan topik ato subyek yang pernah dibuat/dibahas oleh orang lain tetapi dibuat dengan PERSPEKTIF/ANGLE yang berbeda
Jadi buat rekan zuri, silakan cari subyek ato topik dokumenter yang sesuai dengan batas waktu yang lu butuhin untuk nyelesaiin tugas kuliah lu.
Salam,
Sastha
Similar topics
» [milis editing] tema apa yang menarik di jakarta untuk di buat dokukmenter
» [milis editing] duplikat sequence
» [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.
» Minta Petunjuk Donk Bwt yang senior dalam hal film dokumenter
» The Cutting Edge - The Magic of Movie Editing
» [milis editing] duplikat sequence
» [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.
» Minta Petunjuk Donk Bwt yang senior dalam hal film dokumenter
» The Cutting Edge - The Magic of Movie Editing
EDL :: OffLine Editing :: OffLine Editing :: Dokumenter
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|