EDL
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

3 posters

EDL :: TIPS

Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by Admin Wed Apr 02, 2008 6:53 pm

Salam.

Dalam kerjaan editing banyak di temukan teman-teman editor yang mengalami kerugian waktu atau pembayaran yang tidak beres. Sementara organisasi AEI belum aktif ada baiknya kita memiliki self protect. Setidaknya nanti AEI akan menjadi Payung untuk setiap editor yang mengalami masalah.

Sedikit berbagi tip untuk teman-teman editor freelancer yang pernah/sering/ akan mengalami kasus berhadapan dengan PH atau producer yang " Nakal".

1. Sebelum menandatangani kontrak, biasanya Produser yang ngak mau rugi akan memasukan – Durasi Kerja Editor dengan pasal SAMPAI PEKERJAAN SELESAI. Pasal ini jelas akan merugikan Editor karena ngak tau sampai kapan selesainya. Dalam Produksi biasanya akan ada Re-take yang tidak jelas. Antisipasinya adalah editor mengusulkan waktu kerja seperti 2 minggu atau 1 bulan total kerja di dalam pasal tersebut. Kontrak biasanya di buat sepihak oleh pihak pertama. Kita harus mulai biasakan editor memiliki nilai tawar/bargaining. Kalau kita Editor yang profesional jangan pernah takut berhadapan dengan Pihak Pertama. Kalau memang itu Rezeki kita-bisa kita dapatkan. Editor harus mulai biasakan untuk memiliki Bargaining. Ini Juga sangat menyehatkan Komunitas editor.

2. Bicarakan di depan sebelum menanda tangani kontrak – tanyakan secara detail ruang kerja editor dan tanggung jawabnya- apakah hanya di gambar atau sampai mixing atau mengerjakan Graphic juga- setiap profesi tersebut memiliki nilai bayaran masing-masing. JANGAN MELAKUKAN EDITING sebelum KONTRAK JELAS di tangan anda dan anda belum mendapatkan PEMBAYARAN DP. Jangan terpengaruh dengan editing harus mulai buru-buru - biasanya ini adakah tricki produser yang akan menjebak Editor. pada saat editor telah bekerja seminggu kemudian baru ada kontrak. kalau editor tidak puas akhirnya yang rugi editor karena sudah bekerja. Jadi. Jangan Kerjakan apapun kalau persolan kontrak legal belum selesai. Alasan persoalan kontrak masih di tulis atau di buat bukan urusan kita. editor jangan terpengaruh. Jangan takut berhadapan dengan Produser – berbicaralah dalam posisi yang sama. Mereka perlu jasa kita – kita perlu meraka. Jangan merendah di depan Produser karena kalau Editor merendah Nilai Editor akan di bawah Produser. Berbicara secara Equal dalam Posisi sebagai Profesioanal bukan orang yang paling membutuhkan pekerjaan. Saling Menghormati satu sama lain!.

3. Pekerjaan utama Editor adalah bertanggung jawab penuh dengan Gambar. Biasanya Produser yang "nakal" akan menjadikan editor juga sebagai Sound Editor dan Mixing. Sering kali editor melakukan pekerjaan rangkap tersebut. Nah, Kalau editor gambar juga melakukan pekerjaan tersebut sama juga dengan menutup lahan profesi orang lain. Profesi Sound Editor lah yang seharusnya memasukan SFX dan Musik bukan editor. Biasanya dalam budget Post Production sudah ada budget untuk Sound Editor tersebut tetapi sama Produser yang nakal sering kali meminta editor melakukan mixing dan sfx juga. Untuk menyehatkan kembali profesi masing-masing ada baiknya editor berpikir ulang untuk melakukan pekerjaan Audio. Sejauh ini Pekerjaan Graphic sudah biasa terpisah dengan Editing tetapi Pekerjaan Audio masih sering di rangkap oleh Editor. Think again Editor. Apakah kita editor gambar atau editor suara. mari kita pisahkan posisi audio dan gambar secara clear untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan bisa meningkat lahan profesi sound editor. Jangan kita rampok pekerjan Audio meskipun Video Editor bisa melakukan pekerjaan Audio juga.

4. Untuk mengantisipasi pembayaran / produser yang nakal – sebaiknya simpanlah project di dalam USB flash Disk. Editor akan memiliki posisi tawar yang baik. Produser yang nakal akan melakukan berbagai ulah ketika pekerjaan hampir selesai biasanya dengan mengeluarkan kata-kata yang ngak enak kepada editor dengan alasan tidak puas dengan pekerjaan editor. Untuk Individu Editor yang memiliki hati yang kecil dan sensitif ( umumnya Editor seperti itu ) akan cepat terperangkap denga tricky produser seperti itu. Biasanya hal ini di lakukan untuk memacetkan pembayaran kepada editor dengan menganti ke Editor yang lain. Ada baiknya sebagai bentuk saling menghormati sesama profesi editor. Untuk Editor Penganti, kita melihat dulu pekerjaan asal dari editor tersebut dengan bertanya langsung kepada editor bersangkutan sebelum meneruskan pekerjaan yang akan kita ambil alih. Jangan tergiur dengan tawaran uang tetapi merusakan iklim Editor. Mari kita bersama-sama. Karena dengan sehatnya iklim - Profesi Editor akan meningkat.

5. Ada baiknya untuk Fee Editor sekarang ini mulai di tingkatkan. Mintalah bayaran yang sesuai kepada Produser. Contohnya untuk sebuah proyek Film Layar yang menelan dana Milyaran Rupiah sangatlah tidak wajar kalau Editor mendapat nilainya sangat kecil. Sebagai perbandingan bisa compare dengan profesi lain. Biasanya Produser yang nakal akan meng"ecilkan" nilai setiap editor dengan memakai alasan editor belum ada pengalaman pekerjaan di proyek A atau Film misalnya. Contoh ilustrasi – Editor di bayar Rp. 30.000.000 untuk proyek Film. Tetapi kalau anda hitung ulang. Dengan jumlah hari kerja berapa yang anda akan dapatkan. Kalau kerjaan 30 hari bahkan lebih. Berarti anda mendapatkan kurang lebih 1 juta. Belum di bagi dengan asisten dan lainnya seperti makan dan transportasi. Editor sepantasnya mendapatkan bayaran yang wajar. Di milis kita bisa mengusulkan kira-kira minimum bayaran yang wajar itu berapa? Kita harap profesi Editor jangan hanya menjadi sempalan saja yang bisa di bayar sesuka hati produser. Karena the Magic Touch kadang ada di tangan Editor bukan di tangan Sutradara!. Produser harus belajar menghargai Profesi Editor.

6. Bekerjalah dengan Profesional dan bertanggung di Profesi Video/Gambar Editor. Semoga bisa meningkatkan nilai jual Editor dan Kesejahteraan Editor.

Saya pikir mungkin input ini berguna untuk teman-teman editor, kalau ada tambahan dan usulan silahkan di tambahkan – Bersama-sama kita tingkat Standar Editor Indonesia.

Untuk teman-teman yang punya pengalaman berhadapan dengan produser nakal atau PH nakal sebaiknya bisa di sharing di Milis ini- setidaknya editor lain tidak terperosok di lobang yang sama dan kita sesama Editor bisa melakukan Antisipasi terhadap Produser dan PH tersebut dengan tidak melakukan kerja sama lagi. Setidaknya suatu saat nanti Suara Editor akan di dengar LOUD and CLEAR. Mari lakukan bersama-sama untuk Editor.




Salam.

ozzie azura zura
Film Editor - Director - Creative
avatar
Admin
Admin

Jumlah posting : 28
Registration date : 28.03.08

https://ligadiskusieditor.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by Admin Wed Apr 02, 2008 6:54 pm

Duh,
Posting yang menarik.
Gue setuju di beberapa hal, tapi gue mau cerita dikit sesuatu yang berhubungan dengan klien.
Mudah2an temen2 ada yang bisa bantu..
Akhir2 ini gue dah agak jarang ngedit, tapi bukan menolak kerjaan editing lho..(maaf mas Sastha, waktu itu emang lagi bener2 gak bisa waktunya)
Nah gue ada satu kerjaan yang jalan, dan gue jadi sutradara, yang ngedit temen gue, di situ gue bilang dengan jelas, bahwsa revisi 3 kali (karena 2 versi, Indonesia-Inggris) , jadi editor offline dan on line. Audio dah ada orang yang ngerjain, gitu juga grafis.
Tapi gue emang gak bilang satuan wsaktunya, ya sampai selesai dengan revisi 3 kali, kalo nambah revis nambah.
Nah, kerjaan berlarut2 gak selesai2 , semata-mata bukan karena kita lamban mengerjakan, tapi adalah feedback revisi dari klien, padahal biar cepet, gue dah presentasi ke klien langsung dan gue catat semua poin revisi, tapi feedback, kaya materi yang kurang, translate bahasa dan sebagai-nya minta ampun lelet-nya.
Jadi sebenernya kalo editor gue mo bilang, "rugi nih kerja dah lama banget", lha gue sebagai sutradara juga bisa bilang, "gue dah berkutat sama klien lebih lama dari dia, bikin naskah dan segala macam, ngadepin presentasi dan ngeles sana sini, sama capeknya dan bukan pihak PH yang bikin lama, tapi klien"
Produser gue juga kaya hampir2 meneror klien dengan cara halus, nanyain kapan materi berikutnya dikirim, ternyata emang kendalanya gak cuma produksi kalo udah berhubungan dengan klien.
Tapi diantara semuanya gue sangat setuju, kalo mo jadi profesional, jangan setengah2, buktikan dulu mampu, punya reputasi yang baik, baru bargaining power-nya akan besar.

OK, rasa-nya ada hal2 lain yang nempel di kepala, tapi agak susah menuliskan, karena pagi2 dah ditagih treatment sama produser.
Ya, pastinya tanggapan sangat dinantikan deh
piss, eh peace

salam

ari dina
avatar
Admin
Admin

Jumlah posting : 28
Registration date : 28.03.08

https://ligadiskusieditor.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by Admin Wed Apr 02, 2008 6:54 pm

seru nih topiknya. tambahin daftarnya yuk. saling berbagi pengalaman biar ga keblasuk dalam perangkap.
ari dina, ciee.. yang dah mulai ga ngedit lagi...
nyautin yang ari dina dulu kali yaa.. kasian sedang menantikan tanggapan.
time frame itu sangat penting buat ditentukan dan ditaati. seperti yang dibilang mas ozzy, produser (dalam hal elo jadi klien) selalu cari cara buat menyiasati kontrak. buat gw, klien kayak gini dah ga bisa diteror dengan cara halus. ga ada salahnya buat elo "menekan" klien untuk memenuhi kewajibannya. setau gw, klien kalo dikasih hati dikit aja, dia bakal keterusan tuh. dia akan merasa bahwa kekuatannya absolut. dan elo sebagai budak dia, bakal ngikutin apapun bentuk permainan dia. tunjukin ke dia kalo lo juga punya kekuatan, itulah kenapa detil kontrak menjadi sangat penting buat sumber kekuatan lo. ini sama aja dengan bayam buat popeye. popeye ga bakal bisa ngelawan brutus buat ngedapetin olive. hehehe...
buat gw, klien yg kayak gini gw itung lagi ngajakin becanda. kalo dah ga bisa diajakin serius, ya ikutan becanda juga aja. selagi klien tidak juga memberikan kewajibannya, daripada nganggur nungguin ga jelas, kita ngerjain yang lain aja dulu (kalo ada kerjaan lain yang bisa dikerjain). ntar kalo tiba2 materi masuk, bilang aja ke klien ga bisa dikerjain sekarang2. soalnya jadwalnya dah keisi buat ngerjain yang lain. toh tidak ada kesepakatan mengenai time frame. dengan begini, lo juga tidak menahan pekerja2 lo dari kesempatan mengerjakan pekerjaan lain.
satu hal yang baik buat lo mencatat semua revisi dari klien. jangan lupa, setelah selesai dicatat, pastikan klien juga membaca catatan revisinya. pastiin elo punya bukti tertulis tentang revisi yang akan dilakukan. kalo perlu minta klien menandatangani catatan revisinya. kl juga dirasa perlu, lo catat juga timeframe pengerjaan revisi oleh kedua belah pihak.
kl gw boleh kasih masukan buat elo, jangan bilang ke editor lo, atau siapapun itu yang bekerja buat elo, kalo elo lebih sial dari dia. lo cukup minta maaf (jadi sutradara jangan kegedean ego, entar cepet tua. :p), cerita kenapa kerjaan ini bisa se-sial itu. kalo lo bales dengan ngomel bahwa elo lebih sial, bisa bikin mood editor lo jadi ga baik. editor lo ga perlu tau urusan elo sama klien. karena kalo lo kayak gitu, sama aja elo ga peduli dan ga mau tau kebutuhan/kesulitan klien.

gudlak sama profesi barunya yak. gw pikir lo lagi sibuk ikut audisi dangdut di tpi. hehehe....
piss deh ah...

-ahsan-
avatar
Admin
Admin

Jumlah posting : 28
Registration date : 28.03.08

https://ligadiskusieditor.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by Admin Wed Apr 02, 2008 6:57 pm

Terima kasih untuk semua komentarnya.



Terima Kasih juga untuk pencerahan dari Mas Ahsan. Sangat Bagus. Editor Indonesia harus berani memiliki sikap. Tidak Perlu takut soal Reputasi Editor ada Award atau tidak sewaktu bergaining/deal dengan pemilik modal. Di sini melalui Asosiasi Editor Indonesia kita bisa lakukan bersama bagaimana meningkat nilai jual Editor. Tidak perlu ragu apakah editor tersebut sangat berpengalaman/ mahir atau tidak. Ketika Produser telah memanggil editor berarti meraka sudah mengetahui editor bisa melakukan editing. Enggak perlu ngak PEDE apakah kita editor Junior atau senior atau operator. Toh kita sudah di panggil.


Masalah bargaining Power lakukan dengan jelas dan clear. Jangan ragu untuk mengatakan Tidak atau Ya soal detail kontrak - cara pembayaran - waktu kerja. Jangan pernah berpikir kalau kita menanyakan hal-hal detail kita akan terkesan ribet oleh Produser. Jangan Lakukan Pembodohan kepada diri sendiri dan Profesi kalau masih berpikir dangkal seperti itu editor akan terus berada di posisi tawar yang lemah dan Komunitas Editor akan tetap di anggap sebagai tukang gunting biasa. Kontribusinya cukup sekian rupiah saja.

Jangan biasakan editor ngomong budgetnya terserah bapak atau ibu - atau di sesuaikan dengan bayarnya dengan ketentuan yang ada di PH. Produser memanggil editor artinya editor tersebut telah memiliki Rate harga. Biasanya Produser akan menerapkan harga serendah mungkin untuk alasan menekan budget atau proyek ini ngak ada budgetnya. Sebetulnya PH mau mengambil margin yang menurut mereka bisa di ambil dari Post A atau Post B. hehehe..jadi pinter-pinter aja deal...Kuncinya YAKIN aja!. kalau enggak tahu berapa harga profesi editormu tanyakan dengan market dan ukurlah kemampuan kita pantasnya di hargai berapa. tetapi Editor ada Rate.



Masalah di pake atau enggak itu masalah Rezeki sudah ada yang mengaturnya. Kalau semua editor Indonesia menerapkan hal yang sama Nilai jual editor akan meningkat dan PH maupun Produser tidak akan "macam-macam". Semoga dengan solidnya Asosisasi Editor Indonesia akan menular kepada profesi lain.



Saya harap mas Sastha dan Mas Ahsan segera melegalkan AEI ini. Kita sudah perlu Payung - Setidaknya AEI akan menjadi Media yang baik dengan adanya kerja sama dengan Advokasi Hukum yang nantinya bisa membantu Editor yang memiliki perselisihan dengan PH atau Produser.



Untuk Self Protection Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi/ miminimalisir kerugian waktu editor. Baik cara teknis ataupun cara

yang lain. Dari sisi Teknis Masukan dari Pak Dandy Macaholic bisa dilakukan untuk seperti setiap editor membiasakan diri memiliki Login sendiri di PC/MAc pada saat melakukan editing. Atau selalu menyimpan Project kedalam Flash Drive. Hal ini akan sangat berguna. Produser akan berpikir berkali-kali untuk melakukan hal "macem-macem" kepada Editor.



Seperti yang sudah di jelas sebelumnya Produser memang selalu memiliki beragam alasan.( harap di mengerti dengan baik Tidak semua Produser ataupun PH yang Ingkar janji ada juga Produser dan PH yang sangat Cooperatif sama editor ) Tulisan ini di tujukan untuk menghadapi Produser dan PH yang nakal. Umumnya Editor Freelancer sering menjadi korban. saya harap editor In house ngak ada masalah ya.



Tanggapan untuk Ari. Untuk proses Produksi ruangnya berbeda dengan Post Pro - umumnya kendala di lapangan Editor Tahu - " oh ngak cukup shot ya... oh kita ngak cukup waktu " begitulah komentar sutradara atau produser membela diri. Bila sudah berada di Post pro. Nyanyian clasic seperti mungkin sudah di dengar editor berkali-kali. hehehe. biasanya editor hanya mengatakan ooooh...dan bagaimanapun juga editor tetap akan menjahitnya kurang atau lebih atau Re-take lagi.



Saya percaya Setiap editor bekerja dengan hati dan mereka Profesional di bidangnya dan bertanggung jawab. ketika kita telah memilih seorang editor artinya kita sudah yakin dengan kemampuannya dan ia bisa men"drive" kerjaan kita dengan baik. Produser bisa menjustifikasi pekerjaan editor secara obyektif. masalah waktu kerja adalah kesepakatan kedua belah pihak. kita harus komit dengan kesepatakan. Editor profesional - Produser juga harus profesional.



Tips ini hanya bermaksud memberi masukan kepada Editor untuk selalu "Aware" dengan waktu yang kebablasan di editing yang akan merugikan waktunya editor - seperti cerita mas Ahsan-hal hal detail revisi editing harus diperjelas dengan sangat Jelas. Masalah Klien dan Produser tidak perlu di ketahui oleh Editor. Yang perlu di ketahui oleh Editor tanggung jawab dia pekerjaan dan dengan Produser sampai di mana.

Komitmentnya sampai dimana editingnya harus jelas. Kalau komitment sampai 3x Revisi sudah cukup ya berarti Tanggung Sudah di jalankan.

Kalau lebih dari 3X lagi. itu tergantung dari Flexibilitas Editor apakah mau mengerjakan lagi atau tidak. Kalau dia mau mengerjakan lagi tinggal kebijakan hitungan-hitunganny a lagi. Kalau editor sudah tidak mau mengerjakan lagi ya..itulah adalah hak dari Editor untuk Quit. Produser harus berbesar hati menerima itu dengan tidak menklaim editor A atau B ribet atau susah bekerja sama.


Umumnya Produser dari Latar Belakang Post Pro malah lebih mengerti dan berpengalaman akan terjadi berapa kali revisi editing. sehingga pada saat deal untuk editing dengan Editor sudah mendapat gambaran akan berapa kali Revisi nantinya. Produser yang baik akan bisa mengantisipasi klien yang ngejelimet dengan aturan jasa yang standar sehingga Produser juga tidak di rugikan oleh tipikal klien seperti itu.

Semoga bermanfaat


Regards

ozzie - Membernya AEI.
avatar
Admin
Admin

Jumlah posting : 28
Registration date : 28.03.08

https://ligadiskusieditor.indonesianforum.net

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by upie guava Sat Jul 12, 2008 3:52 am

halo, salam kenal u/ semuanya, gw anggota baru disini, nama gw upie, sutradara merangkap editor (gpp kan masuk forum ini.. gak pure editor Smile ) gabung di yahoogroups sih udah lama, cuma gak pernah posting, hanya jadi penonton Smile


mau sekedar sharing u/ topik yang manarik ini, bagus sekali tips yang diberikan u/ menegaskan perlunya seorang editor memiliki bargaining power, karena menurut gw bagaimanapun juga setiap komponen di sebuah produksi sama pentingnya dan masing2 komponen berhak memiliki 'ruang hidup' yang layak, meliputi system kerja dan kesejahteraan.

Dari pengalaman gw, faktor utama yang mengakibatkan 'tertindasnya' salha satu komponen dalam produksi (misalnya editor, tp contoh ini bisa juga u/ komponen lain) :

1. ada yang nakal (kadang produser, pimpro atau lahan2 basah lainnya)
2. ada yang bodo (misalnya produser diboong2in klien, atau sutradara diboong2in produser, atau produser yang gak mampu menjalankan fungsinya sebagai produser - mengatur produduksi secara budgeting, time schedule dan suasana kerja)

dari 2 hal tersebut biasanya seperti efek bola salju, produksi berantakan dan ujung2nya yang kasihan editor, menjahit gambar2 yang tidak maksimal, dan klien hanya tau ingin gambar yang terbaik. akhirnya diakal2in..atau reshoot (kerja lagi hu hu hu)

memang yang terbaik adalah tiap komponen mesti punya kekuatan, untuk punya kekuatan atau bergaining power, kita mesti tau betul siapa kita dan kelabihan kita apa. kalo kita udah tau kelebihan kita, kita akan lebih menghargai profesi kita, termasuk urusan system kerja dan fee.

Banyak teman2 yang sebenernya punya kekuatan, tp karena mereka tidak tau kelebihan mereka, mereka ujung2nya hanya jadi budak produser/klien.

Contoh, as sutradara gw seneng kerjasama dengan editor yang punya 'ketetapan konsep' - editor berbeda dengan operator editing, editor mestinya punya konsep dan berhak memperdebatkan konsepnya terhadap sutradara. Gw sebagai sutradara biasanya memberikan arahan sebatas treatment2 yang gw inginkan, tp 'touching' nya mesti dari editor, thats why mestinya mereka dibayar layak. Tp kalo ujung2nya editor cuma nanya 'maunya gimana? gini mau gak? kalo gini mau?" dan ujung2nya hanya jadi operator, gw gak nyaman, mending ngedit ndiri he he he (makanya akhirnya gw negdit sendiri..tp kalo ada budget pati pake editor.. he he he)

jadi menurut gw, selain pentingnya organisasi yang melindungi hak2 dan pendidikan mengenai pentingnya seorang editor memiliki 'harga diri' didepan produser, kualitas skill, konseptual dan pengetahuan communication skill juga mesti dikembangkan. Jadi gak hanya minta hak tp juga melaksanakan kewajiban secara benar.
upie guava
upie guava
Log and Capture
Log and Capture

Male Jumlah posting : 1
Registration date : 12.07.08

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by gachamas Fri Feb 06, 2009 6:17 pm

Mau dong jadi editornya ....
gachamas
gachamas
Log and Capture
Log and Capture

Male Jumlah posting : 2
Registration date : 03.02.09

Kembali Ke Atas Go down

[milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal. Empty Re: [milis editing] Tips Meningkatkan Nilai Jual Editor Freelancer dan Mengantisipasi PH/Produser Nakal.

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

EDL :: TIPS

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik